|
Fakta Tentang Matematika Dalam Al-Qur'an |
Kadang, saya bertanya masih pentingkah matematika untuk kita pelajari.
Karena saya merasa ilmu matematika yang diajarkan dari SD sampai SMA itu
tidak begitu ber korelasi dengan kehidupan sehari-hari. Tapi faktanya,
matematika itu SANGAT PENTING! Kali ini kita akan mengungkap keajaiban Maematika dalam Al-Qur'an yang saya ambil dari kabarislam.com . silakan disimak :
Keajaiban Al Quran dilihat dari sisi kandungannya telah banyak ditulis dan diketahui, tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al Quran
ditulis/disusun mungkin belum banyak yang mengetahui. Orang-orang
non-muslim khususnya kaum orientalis barat sering menuduh bahwa Al
Qur’an adalah buatan Muhammad. Padahal kalau kita baca Al Qur’an ada
ayat yang menyatakan tantangan kepada orang-orang kafir khususnya untuk
membuat buku/kitab seperti Al Quran
dimana hal ini tidak mungkin akan dapat dilakukannya meskipun jin dan
manusia bersatu padu membuatnya. Tulisan singkat ini bertujuan untuk
menyajikan beberapa keajaiban Al Qur’an dilihat dari segi bagaimana Al
Qur’an ditulis,
dan sekaligus secara tidak langsung juga untuk
menyangkal tuduhan tersebut, dimana Muhammad sebagai manusia biasa tidak
mungkin dapat melakukan atau menciptakan sebuah Al Qur’an. Pandangan
sains secara konvensional menempatkan matematika sebagai suatu yang
prinsipil dari sebuah cabang pengetahuan dimana alasan dikedepankan,
emosi tidak dilibatkan, kepastian menjadi hal yang ingin diketahui, dan
kebenaran hari ini merupakan kebenaran untuk selamanya.
Dalam masalah agama, ilmuan memandang bahwa semua agama sama, karena
semua agama sama-sama tidak mampu memverifikasi atau menjustifikasi
kebenaran melalui pembuktian yang dapat diterima oleh logika. Jadi suatu
hal dikatakan valid jika ada bukti nyata, dan pembuktian ini merupakan
sebuah prosedur yang dibentuk untuk membuktikan suatu realitas yang tak
terlihat melalui sebuah proses deduksi dan konklusi yang hasil akhirnya
dapat diterima oleh semua pihak. Dengan dasar tersebut, tulisan ini
mencoba untuk membawa pembaca pada suatu kesimpulan bahwa Al Qur’an yang
ditulis menurut aturan matematika, merupakan bukti nyata bahwa Al
Qur’an adalah benar-benar firman Allah dan bukan buatan Nabi
Muhammad. Kiranya patut juga direnungi apa yang dikatakan oleh Galileo
(1564-1642 AD) bahwa . “Mathematics is the language in which God wrote
the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam
menuliskan alam semesta ini)” ada benarnya. Kebenaran bahasa matematika
tersebut akan dibahas sekilas sebagai tambahan dari tema utama tulisan
ini.
Angka-angka Menakjubkan dari Beberapa Kata dalam Al Qur’an
Kalau kita buka Al Quran dan kita perhatikan beberapa kata dalam Al Quran dan menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al Quran,
kita akan peroleh suatu hal yang sangat menakjubkan. Mungkin kita
betanya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencari dan
menghitungnya. Dengan kemajuan teknologi khususnya komputer, hal
tersebut tidak menjadi masalah. Tabel 1 menyajikan frekuensi penyebutan
beberapa kata penting dalam Al Qur’an yang kita kenal dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan tabel tersebut ada beberapa pelajaran yang
dapat kita petik. Misalnya pada kata “dunya” dan “akhirat” yang
disebutkan dalam Al Qur’an dengan frekuensi sama, kita dapat menafsirkan
bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk memperhatikan baik kehidupan
dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya kehidupan dunia
dan akhirat sama-sama penting bagi orang Islam. Selanjutnya pada
penyebutan kata “malaaikat” dan “syayaathiin” juga disebutkan secara
seimbang. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebaikan yang
direfleksikan oleh kata “malaaikah” akan selalu diimbangi oleh adanya
kejahatan yang direfleksikan oleh kata “syayaathiin”. Hal lain juga
dapat kita kaji pada beberapa pasangan kata yang lain.
Tabel 1. Jumlah Penyebutan beberapa Kata Penting dalam Al Quran
Sumber: From the Numeric Miracles In the Holy Qur’an by Suwaidan, www.islamicity.org
Beberapa
kata lain yang menarik dari tabel tersebut adalah kata “syahr (bulan)”
yang disebutkan sebanyak 12 kali yang menunjukkan bahwa jumlah bulan
dalam setahun adalah 12, dan kata “yaum (hari)” yang disebutkan sebanyak
365 kali yang menunjukkan jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari.
Selanjutnya Kata “lautan (perairan)” disebutkan sebanyak 32 kali, dan
kata “daratan” disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua bilangan tersebut kita tambahkan kita dapatkan angka 45.
Sekarang kita lakukan perhitungan berikut:
· Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr (lautan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan: (32/45)x100% = 71.11111111111%
· Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan: (13/45)x100% = 28.88888888889%
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT dalam Al Quran
14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah
71.11111111111%, dan persentase daratan adalah 28.88888888889%, dan ini
adalah rasio yang riil dari air dan daratan di bumi ini.
Al Qur’an Didisain Berdasarkan Bilangan 19
Dalam
kaitannya dengan pertanyaan yang bersifat matematis yang hanya memiliki
satu jawaban pasti, maka jika ada beberapa ahli matematika, yang
menjawab di waktu dan tempat yang berbeda dan dengan menggunakan metode
yang berbeda, maka tentunya akan memperoleh jawaban yang sama. Dengan
kata lain, pembuktian secara matematis tidak dipengaruhi oleh ruang dan
waktu. Perlu diketahui bahwa dari seluruh kitab suci yang ada di dunia
ini, Al Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang seluruhnya ditulis
dalam bahasa aslinya. Berkaitan dengan pembuktian, kebenaran Al Qur’an
sebagai wahyu Allah yang sering dikatakan oleh orang barat sebagai
ciptaan Muhammad, dapat dibuktikan secara matematis bahwa Al Qur’an
tidak mungkin diciptakan oleh Muhammad. Adalah seorang ahli biokimia
berkebangsaan Amerika keturunan Mesir dan seorang ilmuan muslim,
Dr. Rashad Khalifa yang pertama kali menemukan sistem matematika pada
desain Al Qur’an. Dia memulai meneliti komposisi matematik dari Al Quran
pada 1968, dan memasukkan Al Qur’an ke dalam sistem komputer pada 1969
dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkan Al Qur’an ke dalam bahasa
Inggris pada awal 70-an. Dia tertantang untuk memperoleh jawaban untuk
menjelaskan tentang inisial pada beberapa surat dalam Al Qur’an (seperti
Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan hanya dengan “hanya Allah
yang mengetahui maknanya”. Dengan tantangan ini, dia memulai riset
secara mendalam pada inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al
Qur’an ke dalam sistem komputer, dengan tujuan utama mencari pola
matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial
tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa
mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul
“MIRACLE OF THE QURAN: Significance of the Mysterious Aphabets” pada
Oktober 1973 bertepatan dengan Ramadan 1393. Pada buku tersebut hanya
melaporkan bahwa inisial-inisial yang ada pada beberapa surat pada Al
Qur’an memiliki jumlah huruf terbanyak (proporsi tertinggi) pada
masing-masing suratnya, dibandingkan huruf-huruf lain. Misalnya, Surat
“Qaaf” (S No. 50) yang dimulai dengan inisial “Qaaf” mengandung huruf
“Qaaf” dengan jumlah terbanyak. Surat “Shaad” (QS No. 38) yang memiliki
inisial “Shaad”, mengandung huruf “Shaad” dengan proporsi terbesar.
Fenomena ini benar untuk semua surat yang berinisial, kecuali Surat Yaa
Siin (No. 36), yang menunjukkan kebalikannya yaitu huruf “Yaa” dan
“Siin” memiliki proporsi terendah. Berdasarkan temuan tersebut, pada
awalnya dia hanya berfikir sampai sebatas temuan tersebut mengenai
inisial pada Al Qur’an, tanpa menghubungkan frekuensi munculnya
huruf-huruf yang ada pada inisial surat dengan sebuah bilangan pembagi
secara umum (common denominator). Akhirnya, pada Januari 1974
(bertepatan dengan Zul-Hijjah 1393), dia menemukan bahwa bilangan 19
sebagai bilangan pembagi secara umum[1] dalam insial-inisial tersebut
dan seluruh penulisan dalam Al Qur’an, sekaligus sebagai kode rahasia Al
Qur’an. Temuan ini sungguh menakjubkan karena seluruh teks dalam Al
Qur’an tersusun secara matematis dengan begitu canggihnya yang
didasarkan pada bilangan 19 pada setiap elemen sebagai bilangan pembagi
secara umum. Sistem matematis tersebut memiliki tingkat kompleksitas
yang bervariasi dari yang sangat sederhana (bisa dihitung secara manual)
sampai dengan yang sangat kompleks yang harus memerlukan bantuan
program komputer untuk membuktikan apakah kelipatan 19. Jadi, sistem
matematika yang didasarkan bilangan 19 yang melekat pada Al Quran
dapat diapresiasi bukan hanya oleh orang yang memiliki kepandaian
komputer dan matematika tingkat tinggi, tetapi juga oleh orang yang
hanya dapat melakukan penghitungan secara sederhana.
Selain
19 sebagai kode rahasia Al Qur’an itu sendiri, peristiwa ditemukannya
bilangan 19 sebagai “miracle” dari Al Qur’an juga dapat dihubungkan
dengan bilangan 19 sebagai kehendak Allah. Disebutkan di atas bahwa kode
rahasia tersebut ditemukan pada tahun 1393 Hijriah. Al Qur’an
diturunkan pertama kali pada 13 tahun sebelum Hijriah (hijrah Nabi).
Jadi keajaiban Al Qur’an ini ditemukan 1393+13=1406 tahun (dalam
hitungan hijriah) setelah Al Qur’an diturunkan, yang bertepatan dengan
tahun 1974 M.
Surah 74 adalah Surah Al Muddatsir yang berarti orang yang berkemul (Al Quran
dan Terjemahnya, Depag) dan juga dapat berarti rahasia yang tesembunyi,
yang memang mengandung rahasia Allah mengenai keajaiban Al Qur’an.
Dalam Surah 74 ayat 30-36 dinyatakan:
(74:30) Di atasnya adalah 19.
(74:31)
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka melainkan dari malaikat; dan
tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (19) melainkan untuk:
- cobaan/ujian/tes bagi orang-orang kafir,
- meyakinkan orang-orang yang diberi Al Kitab (Nasrani dan Yahudi),
- memperkuat (menambah)keyakinan orang yang beriman,
- menghilangkan keragu-raguan pada orang-orang yang diberi Al kitab dan juga orang-orang yang beriman, dan
-
menunjukkan mereka yang ada dalam hatinya menyimpan keragu-raguan; dan
orang-orang kafir mengatakan: “Apakah yang dikehendaki Allah dengan
perumpamaan ini?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia. Dan ini
tiada lain hanyalah sebuah peringatan bagi manusia.
(74:32) Sungguh, demi bulan.
(74:33) Dan malam ketika berlalu.
(74:34) Dan pagi (subuh) ketika mulai terang.
(74:35) Sesungguhnya ini (bilangan ini) adalah salah satu dari keajaiban yang besar.
(74:36) Sebagai peringatan bagi umat manusia.
selanjutnya kliik http://topik-islam.blogspot.com/2012/09/fakta-tentang-matematika-dalam-al-quran.html
|
|
|
|
Related article |
|
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
Unlimited calls
Click here
|
Law firm System
Klik sini
|
Dakwah tanggugjawab kita
Nabi menangis mengenangkan umatnya. Kasihanilah mereka yang masih tidak dapat mengenal Allah. Bantulah mereka.... |
Tadarus Hafazan
Tadarus Hafazan Sudah bermula. Sila hubungi admin jika ingin menyertai. Yuran adalah percuma. Klik sini untuk maklumat lanjut
|
|
|
|
|